Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman
di banda aceh

Minggu, 28 Desember 2014

makalah kurikulum lembaga pendidikan islam



KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis Manajemen Lembaga Pendidikan Islam  berjudul ” Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua

Kuta Cane, Desember 2014

Penulis










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….    1
DAFTAR ISI …………………...……………………………………….……………    2

BAB  I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………...………………………………….……………….    3
B. Rumusan Masalah ……………………..…………………………………………..    3
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan…....……………………………………………,….    4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam ………….....………......….….    5
B. Konsep Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam ……..………...............…....….…    6
C. Manajemen atau Pengelolaan pada Lembaga Pendidikan Islam…..………............    8
D. Perencanaan Program Lembaga Pendidikan Islam ………………….………...…..    9
       
BAB III KESIMPULAN ………………………..………………………….........…    14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................,..    16







BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam sejarah awal perkembangan Islam, pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW adalah merupakan upaya pembebasan  manusia dari belenggu akidah sesat yang dianut oleh kelompok Quraisy dan upaya pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan suatu kelompok terhadap kelompok lain yang dipandang rendah status sosialnya.
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangain ilmu pengetahuan dari berbagai macam disipilin ilmu, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh pemerhati ilmu yang juga mulai mencari formula yang tepat untuk memajukan ilmu yang dipelajari. Mulai dari munculnya lembaga-lembaga pendidikan yang sengaja didirikan untuk menampung semakin banyaknya siswa/murid yang ingin belajar. Ini ditandai dengan munculnya lelmbaga-lembaga pendidikan baik formal atau non formal yang sengaja didirikan untuk mempalajari disiplin ilmu tertentu, misalnya lemmbaga yang khusus menangani ilmu agama dan lembaga yang juga khusus menangani ilmu umum tetapi ada juga lembaga yang didirikan untuk melahirkan ilmuan-ilmuan yang mahir tidak hanya dibidang agama tapi juga mumpuni di bidang iptek.
Perkembangan terhadap perkembangan ilmu agama dan tehnologi inilah yang kemudian lahir krikulum agama dan umum, ada juga yang memadupadankan keduanya. Sehingga muncul istilah madrasah dan sekolah. Pada umumnya lembaga pendidikan Islam sebelum masa periode madrasah atau disebut juga masa klasik, diklasifikasikan atas dasar muatan kurikulum yang diajarkan. Dalam hal ini kurkulumnya meliputi pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Atas dasar ini lembaga pendidikan Islam dimasa klasik menurut Charles Michael Stantom digolongkan kedalam 2 bentuk, yaitu lembaga pendidikan formal dan non formal, dimana yang pertama mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan yang kedua mengajarkan pengetahuan umum termasuk filsafat. Sedangkan pada sekolah umum kurikulum umum lebih dominan dibandingkan dengan kurikulum agama. Atas  dasar inilah kemudian perlu membuat kurikulum yang bercirikan agama. Dan pada lembaga-lembaga pendidikan tertentu pula yang me ngajarkan pendidikan agam lebih dominan disbanding pengetahuan umum. Dan atas dasar itula penulis mencoba membahasnya pada makalah ini dengan tema Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang tertulis dalam latar belakang, maka penulis dalam hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan.
1.   Apa pengertian kurikulum lembaga pendidikan Islam?

2.   Bagaimana konsep  kurikulum lembaga  pendidikan dalam Islam?
3.   Bagaimana Pengelolaan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam?
4.   Bagaimana Format Lenbaga Pendidikan Islam?
5.   Bagaimana Perencanaan Program Lembaga Pendidikan Islam?
C.    Tujuan
Dengan berdasar kepada poin-poin di atas, maka penulis mempunyai tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
Mengetahui  pengertian kurikulum  lembaga pendidikan Islam
Memahami  bagaimana konsep  kurikulum lembaga dalam pendidikan Islam
Memahami bagaimana Pengelolaan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam
Mengetahui Format Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam
Mengetahui bagaimana Perencanaan Program Lembaga Pendidikan Islam















BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Kurikulum Lembaga Penndidikan Islam
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai  pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, methode, tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.[1] Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.[2] M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.[3] S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya: Pertama, kurikulum sebagai produk (hasil pengembangan kurikulum), Kedua, kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan Ketiga, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.[4]
Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.[5]
Jika diaplikasikan dalam kurikulum lembaga pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.[6]
B.     Konsep Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam
a)      Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1)       Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
2)       Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3)       Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.[7]
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ketetapan Al qur’an,  As sunnah serta ijtihad para ulama’.
b)   Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam antara lain adalah :
1)       Dasar Agama
Kurikulum diharapkan dapat menolong siswa dalam membina keimanan  yang lebih kuat, teguh terhadap ajaran agama, beraklak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
2)       Dasar Falsafah
Pendidikan Islam harus berdasarkan wahyu Allah SWT  dan tuntunan Nabi SAW serta warisan para ulama.
3)       Dasar Psikologis
Kurikulum tersebut harus sejalan dengan ciri perkembangan siswa, tahap kematangan dan semua segi perkembangannya.
4)       Dasar Sosial
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap siswa, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran mereka dalam membina umat dan bangsanya.[8]
Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
a)  Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
b) Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
c)  Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
d) Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
e)  Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, mengembangkan program pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
f)  Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan masyarakat.[9]
Pengembangan Kurikulum Dari Berbagai Aspek
a)  Aspek Materi
Diantara prinsip pengembangan kurikulum ada prinsip relevansi yang ahrus menjadi pertimbangan bagi penentuan suatu materi. Agar materi yang diberikan bermanfaat bagi kehidupan anak didik, hendaknya materi tersebut harus sesuai dengan tuntutan zaman, kesempurnaan jiwa anak didik tanpa melupakan esensi ajaran Islam itu sendiri.
b)  Aspek Tujuan
Dalam prinsip pengembangan kurikulum hal ini sangat berkaitan dengan prinsip efektifitas. Dengan semakin banyaknya tujuan yang harus dicapai, akan mendorong efektifitas proses yang akan dilaksanakan. Sebagai suatu rancangan, tentu ada rencana yang dapat tercapai. Dan sebaiknya tujuan yang akan dicapai harus jelas dan memang benar-benar sesuai dengan segala komponen yang berpengaruh terhadap pendidikan itu sendiri. Jangan sampai apa yang diajarkan dan proses pelaksanaannya sangat berbeda dengan tujuan yang diharapkan.
c) Aspek Lembaga
Banyak orang beranggapan bahwa mengelola lembaga pendidikan agama tidak perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus. Karena out-put-nya kurang dapat diandalkan untuk berkompetensi dalam masyarakat jika dibanding out-put lembaga pendidikan lain. Secara administratif, lembaga pendidikan Islam yang benar-benar menerapkan manajemen pendidikan dengan baik sangat jarang sekali. Salah satu hal yang sangat berkaitan dengan lembaga pendidikan adalah lingkungan pendidikan yang menjadi salah satu sarana seorang anak dapat memperoleh pendidikan dengan baik.[10]
C. Manajemen atau Pengelolaan pada lembaga Pendidikan Islam
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1). Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
Bila dimensi manajerial dalam lembaga pendidikan Islam dikembangkan dalam kajian pendidikan, maka dalam proses mempersiapkan generasi penerus estafet kekhalifahan yang sesuai dengan nilai-nilai Ilahinya, pendidikan yang ditawarkan harus mampu mempersiapkandan membentuk pribadi peserta didiknya dengan acuan nilai-nilai Ilahinya. Dengan penanaman ini, akan menjadi panduan bagian dalam melaksanakan amanat Allah di muka bumi. Kekosongan akan nilai-nilai ilahinya, akan mengakibatkan manusia akan bebas kendali dan berbuat sekehendaknya. sikap yang demikian akan berimplikasi timbulnya nilai egoistic yang bemuara kepada tumbuhnya sikap angkuh dan sombong pada dri manusia. Sikap ini akan berbias kepada tumbuhnya sikap memandang rendah orang lain.
Perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam bukan hanya diarahkan kepada kesempatan dan pencapaian kepada kesempurnaan dan pencapaian kebahagiaan di dunia saja, tetapi diarahkan pula pada kesempurnaan ukhrowi secara berimbang. Hal ini dapat difahami dari firman Allah Swt. Dalam Q.S. Al-Baqoroh (2) : 201 yang artinya : ”Ya Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Dalam manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan.
3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
Penyerahan tanggungjawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
D.  Perencanaan Program Lembaga Pendidikan Islam
1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Perencanaan dari sistem manajemen lembaga pendidikan Islam merupakan langkah pertama yang harus benar-benar diperhatikan oleh manajer dan pengelola pendidikan Islam. Sebab, sistem perencanaan yang meliputi penentuan tujuan, sasaran dan target pendidikan Islam harus didasarkan pada situasi dan kondisi sumberdaya yang dimiliki. Dalam menentukan perencanaan perlu diadakan penelitian secara seksama dan akurat. Kesalahan dalam menentukan perencanaan dalam pendidikan Islam akahn berakibat fatal bagi kelangsuangn lembaga pendidikan Islam. Perencanaan tersebut harus tersusun secara rapi, sistematis dan rasional agar muncul pemahaman yang cukup mendalam terhadap perencanaan itu sendiri.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.

Perencanaan didefinisikan dari berbagai macam ragam tergantung sudut pandang mana mereka melihat serta latar belakang apa yang mkempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Beberapa pakar manajemen dan juga lemabaga organisasi memberikan pandangan atau definisi terhadap manajemen itu diantaranya ialah :
a. Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which managerset objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective.
b. T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
c. Menurut Prajudi Atmosudirjo perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, bilamana, oleh siapa dan bagaimana.
d. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya menurut Bintoro Tjokro Amidjojo (1977) adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Beberapa definisi tersebut dapat dianalisis dan ditarik beberapa butir penting yang perlu dijadikan acuan dalam menyusun rencana. Butir-butir penting itu antara lain :
a. Berhubungan dengan masa depan;
b. Seperangkat kegiatan yang dialokasikan;
c. Proses dengan prosedur yang sitematis; dan
d. Hasil serta tujuan tertentu yang ditentukan sebelumnya.
Untuk membangun kerjasama yang baik dan membuat perencanaan yang tepat, maka diperlukan personel yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang perencanaan agar dapat menentukan dengan tepat apa yang harus dikerjakan. Dalam hal ini, Banghart dan Trull (1973) menjelaskan bahwa perencanaan dalam sebuah institusi atau lembaga pendidikan merupakan kegiatan menyeleksi kebutuhan dana, memilih dan melatih tenaga, dan menilai unjuk kerja organisasi untuk memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dengan denikian, perencanaan adalah proses penentuan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman dan kesepakatan (komitmen) yang menghasilkan program pendidikan dalam pembuatan keputusan.
2. Arti Penting Sebuah Perencanaan
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
(a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-erubahan lingkungan;
(b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
(c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
(d) membantu penempatan tanggung jawab lebihtepat;
(e) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
(f) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
(g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
(h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
(i) menghemat waktu, usaha dan dana.
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
Karena perencanaan merupakan salahsatu dan pula paling utama dalam fungsi manajemena alangkah baiknya sebelum melaksanakan langkah0-langkah perencanaan seorang perencana (planner) hendaknya memperhatikan dan dapat mengukur rumusan yang biasa dikenal dengan SWOT (Strength: Kekuatan, Weaknes: Kelemahan, Opportunity: Peluang/kesempatan, dan Treat: Hambatan). Setelah dapat mengukur segala potensi yang ada pada sebuah lembaga maka tentunya seroang perencana akan lebih mudah menjabarkan dan memprediksikan segala sesuatu yang akan terjadi dalam penyusunan langkah-langkah perencanaan terutama perencanaan dalam fungsi manajerial lembaga pendidikan Islam dan dapat mempersiapkan berbagai kemungkinan hambatan dan kendala yang akan dihadapi.
Dalam buku panduan Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega disebutkan bagaimana langkah-langkah dari sebuah perencanaan, yaitu:
 What, adalah upaya mempertanyakan tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan;
 Why, proses mempertanyakan kembali mengapa atas What diambil;
 When, tindakan mempertanyakan bilaman diselenggarakannya kegiatan;
 Where, tindakan mempertanyakan dimana tempat penyelenggaraannya kegiatan;
 Who, tindakan mempertanyakan siapa pelaksana/ human resources;
 How, tindakan mempertanyakan kemudian merencanakan dan memutuskan bagaimana metode kerja, kontrolling, hubungan kerja struktural, biaya, pertanggungjawaban, dan penilaian.
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
CIRI-CIRI PERENCANAAN
Dalam hal manajemen lembaga pendidikan Islam pada semua tingkatan hierarki sampai pada satuan pendidikan, perencanaan pendidikan harus luwes. Perencanaan itu pun harus mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa mendatangsesuai perkiraan dan analisis yang dilakukan, dapat dipertanggungjawabkan, dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan melibatkan sumberdaya pendidikan dalam pembuatan keputusan.
Oleh karena itu perlu ada indikator untuk menentukan apakah pereb\ncaan itu sesuai dan dianggap efektif dan efisien, tentu hal ini mempunyai karakteristik dan setidaknya bisa dijadikan sebagai parameter untuk mengukur keberhasilan dan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dilaksanakan. Ciri-ciri perencanaan yang baik dan dipandang mampu mencapai tujuan adalah:
a. Harus didasarkan kepada fakta dan data-data yang jelas dan terbukti kebenarannya.
b. Merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi, dan kesanggupan melihat kedepan.
c. Harus sanggup mengetahui kemungkinan-kemungkinan kesulitan yang akan muncul dan menyiapkan jalan keluarnya.
d. Terdiri dari keputusan-keputusan yang diambil mendahului tindakannya.
e. Bersangkut paut dengan unsur-unsur perubahan.
KLASIFIKASI PERENCANAAN
Dilihat dari jenisnya, perencanaan dapat dibagi menjadi beberapa macam, seperti :
a) Top down planning, yaitu perencanaan yang dibuat ditingkat ataskemudian disampaikan kepada perencana ditingkat menengah dan ketingkat bawah. Biasanya perencanaan ini bersifat makro atau nasional.
b) Bottom up planning, yaitu perencanaan dibuat ditingkat bawah kemudian disampaikan ketingkat yang lebih tinggi. Biasanya perencanaan yang demikian bersifat mikro.
c) Diagonal horizontal planning, yaitu dilaksanakan pada waktu penyusunan perencanaan lintas sektoral. Perencanaan ini biasanya dilakukan oleh top level manajer yang membicarakan kebijakan-kebijakan makro serta penentuan kebijakan dasar.
d) Rolling plan, yaitu perencanaan yang menggelinding yang dilakukan untuk perencanaan jangka menengah atau jangka panjang. Hal ini dilakukan setelah adany pembabakan perencanaan. Jika tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan digelindingkan pada tahun berikutnya, atau jika terjadi suatu perencanaan lima tahun tidak tercapai, maka digulirkan pada sasaran lima tahun berikutnya.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam, perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu seyogyanya kita dapat membuat perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan. Karena itu, perencanaan merupakan nadi dari manajemen. Jadi, perencanaan adalah proses pentahapan dan pemnafaatan sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Sebagai fungsi manajemen, perencanaan menempati fungsi pertama diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya.













BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
    Bahwa kurikulum adalah landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didik kearah tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.mental, baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.
    Kurikulum pendidikan islam mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan kurikulum yang lain dan senantiasa bersifat dinamis, terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.
Prinsip kurikulum pendidian Islam Meliputi :
a)  Kurikulum pendidikan Islam harus bertautan dengan agama,termasuk ajaran dan nilainya.
b)  Tujuan dan kandungan kurikulum pendidikan Islam harus menyeluruh (universal).
c)   Tujuan dan kandungan kyrikulum pendidikan Islam harus adanya keseimbangan.
d) Kurikulum pendidikan Islam harus berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan  kebutuhan anak didik serta alam lingkungan di mana anak didik tersebut hidup.
e)  Kurikulum pendidikan Islam harus dapat memelihara perbedaanindividu diantara anak didik dalam bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan mereka.
f) Kurikulum pendidikan Islam harus mengikuti perkembangan dan perubahan zaman, filsafah, prinsip, dasar, tujuan dan metode pendidikan islam harus dapat memenuhi tuntutan zaman.
g)  Kurikulum pendidikan Islam harus bertautan dengan pengalaman dan aktifitas anak didik dalam masyarakat.
    Filsafat pendidikan Islam berperan sebagai penentu tujuan umum pendidikan, memberikan arah bagi tercapainya tujuan pendidikan islam, sehingga kurikulum mengandung nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
5.      Asas –asas kurikulum,meliputi:
Asas Filosofis, Asas Sosiologis, Asas Organisatoris, Asas Psikologis.
6.      Isi Kurikulum Pendidikan Islam meliputi :
    Isi kurikulum berdasarkan pada ketuhanan.
Isi kurikulum berorientasi pada manusia.
Isi kurikulum berorientasi pada alam.
Dari tahun ke tahun kurikulum akan terus berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan pemikiran manusia. Namun bagaimana cara mengatasi perubahan tersebut, hal ini sangat tergantung kepada kecermatan pengembang kurikulum itu sendiri. Satu hal yang harus dan mesti diperhatikan adalah bagaimana lembaga pendidikan Islam dapat mengantisipasi masalah ini, tanpa melupakan esensi ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri. Oleh karena itu, kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan islam. Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses bekajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan anak didik
Perencanaan memiliki peranan yang amat penting dalam pengelolaan sebuah institusi atau lembaga terutama pada lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan bukanlah menghailkan barang dan jasa tetapi lembaga penidikan merupakan sebuah pabrik yang akan memproduksi generasi-generai yang unggul dalam pretasi dan anggun dalam akhlak, apalagi dengan Lembaga yang berlabelkan Islam sebagai pandangan dan pedoman dalam membina dan mengembangkan peserta didik.
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam bukanlah hanya salahsatu dari mata kuliah yang harus dipelajari secara tekstual belaka, akan tetapi adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan semoga dengan semangat dan tekad yang kuat untuk mencari ilmu akan menjadi motivator untuk perubahan terhadap berbagai problematikan yang terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Karena memang seperti yang diungkapakan oleh Aa Gym bahwa gagal merencanakan samadengan merencanakan gagal, sebelum bertindak dan berproses hendaklah perlu perencanaan yang matang sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang memuaskan dan sampai pada tujuan yang diharapkan secara maksimal.
Perencanaan ini meliputi perencanaan strategik yang diukur dari berbagai sudut pandang baik itu lembaga, lingkungan eksternal, peluang dan sebagainya yang bertujuan mampu mengelola organisasi atau lembaga pendidikan Islam sesuai target dan mencapai sasaran. Sedangkan perencanaan operasional merupakan langkah-langkah nyata dalam pengoperasionalan sebuah lembaga pendidikan Islam.






DAFTAR PUSTAKA

 A-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Terj.Hassan Langgulung), (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)
Daradjat, Zakiyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.ke-3
Arifin, HM, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991)
Nasution, S., Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara,1994), Cet.I
Ramayulis, H., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. Ke-5
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1983)
[1] Omar Mohammad Al-Toumy A-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Terj.Hassan Langgulung), (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), 478.
[2] Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.ke-3, 122.
[3] HM, Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 183.
[4] S.Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara,1994), Cet.I, 5-9.
[5] H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. Ke-5, 152.
[6] Ibid.
[7] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, 33.
[8] Ibid, 34-35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar